Setiap ibadah dalam Islam pasti memiliki rukun dan syarat. Rukun dan syarat ini harus selalu terpenuhi dalam rangkaian suatu ibadah. Jika tidak ada salah satunya maka dapat menjadikan ibadah kamu itu tidak sah dan kamu harus mengulanginya kembali agar sempurna.
Pengertian Rukun Haji
Rukun haji adalah amalan dalam serangkaian ibadah haji yang tidak boleh ditinggalkan dan jika ada salah satu yang ditinggalkan maka hajinya tidak sah.
Macam Macam Rukun Haji
Macam macam haji berbeda beda, setiap adzhab memiliki pendapatnya masing masing. Berikut kami akan paparkan mengenai perbedaannya.
Mazhab Hanafi:
- Wukuf di Arafah
- Thawaf ifadhah
Madzhab Maliki:
- Ihram
- Wukuf di Arafah
- Thawaf ifadhah
- Sa’i
Madzhab Syafi’i:
- Ihram
- Wukuf di Arafah
- Thawaf ifadhah
- Sa’i
- Tahallul
- Tertib
Madzhab Hambali:
- Ihram
- Wukuf di Arafah
- Thawaf ifadhah
- Sa’i
Yang paling banyak adalah rangkaian rukun haji menurut pendapat Imam Syafi’I. Indonesia sendiri mayoritas mengunakan madzhab Syafi’I sebagai pedoman untuk beribadah, meskipun ada juga kelopok agama yang tidak menggunakan madzhab atau tidak menggunakan madzhab Syafi’i.
Pengertian Rukun Haji
Berikut akan kami berikan rincian pengertian satu persatu dari rukun haji.
Ihram
Ihram adalah niat yang dilakukan untuk berhaji dari miqat masing masing. Miqat berbeda beda setiap negaranya dan sudah ada pembagiannya sendiri sendiri.
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا حَمَّادٌ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ طَاوُسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: «وَقَّتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَهْلِ المَدِينَةِ ذَا الحُلَيْفَةِ، وَلِأَهْلِ الشَّأْمِ الجُحْفَةَ، وَلِأَهْلِ نَجْدٍ قَرْنَ المَنَازِلِ، وَلِأَهْلِ اليَمَنِ يَلَمْلَمَ، فَهُنَّ لَهُنَّ، وَلِمَنْ أَتَى عَلَيْهِنَّ مِنْ غَيْرِ أَهْلِهِنَّ لِمَنْ كَانَ يُرِيدُ الحَجَّ وَالعُمْرَةَ، فَمَنْ كَانَ دُونَهُنَّ، فَمُهَلُّهُ مِنْ أَهْلِهِ، وَكَذَاكَ حَتَّى أَهْلُ مَكَّةَ يُهِلُّونَ مِنْهَا»
“Musaddad menceritakan kepada kami, Hammad menceritakan kepada kamu, dari Amr bn Dinar, dari Thawus, dari Ibn Abbas ra, dia berkata: Rasulullah saw telah menetapkan miqat untuk ahli (penduduk) madinah di Dzul Hulaifah, untuk ahli (penduduk) Syam di Juhfah, untuk ahli (penduduk) Najd di Qarnul Manazil, dan untuk ahli (penduduk) Yaman di Yalamlam. Maka itulah ketentuan masing masing bagi penduduk negeri negeri tersebut dan juga bagi penduduk yang bukan dari Negara tersebut namun melewati Negara Negara tersebut dan berniat untuk melakukan haji dan umrah. Sedangkan bagi orang orang yang selain itu dapat miqat dari tempat tinggalnya dan begitu juga bagi ahli (penduduk) Makkah, mereka memulai tahlil di rumah mereka.” (HR. Bukhari)
Untuk Negara Indonesia, melewati miqat dzul hulaifah dan Makkah, yaitu langsung berniat ihram dari tempat penginapannya ketika keluar dari penginapan untuk melakukan ibadah haji.
Miqat di Dzul Hulaifah ditujukan pada jamaah Indonesia gelombang 1 dan di Makkah untuk jamaah haji gelombang kedua.
Ketika ihram, sebagi niat maka mengucapkan:
لَبَيْكَ اللَهُمَ حَجًا
“Ya Allah, kupenuhi panggilan-Mu untuk berhaji”
Wukuf di Arafah
Wukuf di Arafah dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai terbit fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah. Maksud wukuf di Arafah adalah berdiam diri di Arafah dengan memperanyak dzikir dan istighfar kepada Allah swt.
Thawaf ifadah
ثُمَّ لْيَقْضُوا تَفَثَهُمْ وَلْيُوفُوا نُذُورَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ
“Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).” (QS. Al-Hajj: 29)
ayat tersebut menjelaskan mengenai thawaf ifadah atau yang disebut juga dengan thawaf ziyarah.
Thawaf ini dilakukan dengan mengelilingi ka’bah sebanyak 7 kali dengan suci dari hadas dan najis baik badan maupun pakaian, dengan ka’bah berda di sebelah kiri. Thawaf dimulai dari hajar aswad yang terletak di salah satu pojok ka’bah.
Sa’i
Sa’I adalah berlari lari kecil dari bukit shofake bukit marwah sebanyak 7 kali dengan akhirnya berada di bukit marwah.
إِنَّ ٱلصَّفَا وَٱلْمَرْوَةَ مِن شَعَآئِرِ ٱللَّهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ ٱلْبَيْتَ أَوِ ٱعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ ٱللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi’ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber’umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.
Tahallul
Yaitu mencukur atau menotong ramut minimal 3 helai di sekitar bukit marwah setelah melakukan sa’i.
Tertib
Maksud dari tertib adalah melaksanakan rangkaian haji dengan urut dan tidak mendahului satu sama lain rukunnya.
urutan ibadah haji yang benar
urutan ibadah haji yang benar adalah yang sesuai dengan rukunnya dan tidak mendahului satu sama lain, Yaitu:
- Ihram
- Wukuf di arafah
- Thawaf ifadah
- Sa’i
- Tahallul
Rangkaian ini harus benar benar urut, sama halnya dengan shalat yang rukun shalatnya harus urut dan tidak boleh dibalik balik.
Demikian artikel kami, semoga dapat bermanfaat untuk kita semua yang sudah memiliki keinginan untuk berangkat haji dengan program Haji Plus. Kunjungi Hasana id untuk belajar islam lebih mendalam.